Buah Pisang

Seperti biasanya Abdullah rajin menyirami tanaman pisang di kebun orang tuanya. Dia menyirami tanaman pisang dengan dua ember. Ember yang satu di tangan kanan dan satu lagi di tangan kiri. Satu per satu tanaman pisang disirami dengan air yang diambil dari sungai. Dia melakukan pekerjaan ini dengan hati riang karena  menuruti perintah ibunya.

buah pisang

Di samping menyirami tanaman pisang,Abdullah juga memperhatikan kondisinya. Dedaunan yang sudah kering dipangkas. Tanaman yang agak gerang diberi tanah agar tidak tumbang jika terkena angin. Batu-batu dikumpulkan dan dirapikan. Daun-daun ditimbun di tanah agar menjadi pupuk kompos.Bahkan buah tanaman pisang selalu mendapat perhatian yang amat serius.

Abdullah kaget tidak kepalang. Ternyata ada tanaman pisang yang telah ditebas dan diambil buahnya. Seharusnya tanaman pisang itu ditebas hari ini untuk dibawa pulang. Orang lain telah mendahului. Orang lain telah mengambil haknya dengan paksa. Dia marah. Mukanya merah dan jantungnya berdetak kencang. Dia menggerutu ,"Kurang ajar, siapa pencuri buah pisangku. Aku yang cape menyirami tanaman pisang setiap hari, dia yang enak-enak mengambilnya. Sungguh terlalu ".

Abdullah segera pulang ke rumah ibunya dengan hati kesal. Langkahnya cepat karena akan melaporkan kejadian yang amat penting. Berjalannya seperti orang berlari. Setelah sampai di rumah ia segera menemui ibunya. Ibunya sedang duduk santai di ruang tamu sambil memutar tasbih. Ibunya sedang berdzikir. 

Abdullah bertutur dengan penuh kesopanan kepada ibunya,"Mak Juweriyah, buah pisang di kebun Mak ada yang mencuri. Aku benci banget kepada pencuri itu. Pencuri itu tak punya perasaan. Siapa yang mengurusi tanaman pisang,siapa yang mengambilnya ". Ibu Juweriyah membelai rambut Abdullah dengan senyum. Ibu Juweriyah bertutur ,"Kamu baru saja menyirami tanaman pisang. Kamu masih lelah. Kamu ceritakan masalah ini setelah selesai makan ".

Abdullah menuruti apa kata ibunya. Ia makan dengan lahap setelah didahului dengan membaca basmalah. Ibunya mendampingi sambil menuangkan air ke dalam gelas minumnya. Kurang lebih sepuluh menit Abdullah menyelesaikan makan sorenya. Ibu Juweriyah berkata dengan lirih penuh kasih sayang ,"Nak,ambillah air wudlu kemudian duduk di sini dan ceritakan kejadian tadi ".

Abdullah segera menuju bak mandi untuk mengambil air wudlu. Kemudian duduk di ruang makan di samping ibunya. Ibu Juweriyah berkata dengan lembut ,"Semua yang ada di dunia ini hakekatnya milik Allah SWT ,termasuk tanaman pisang Mak. Kita marah karena merasa memilki tanpa memahami hakekat kepemilikan. Dan semua kejadian tidak lepas dari campur tangan Allah ". Abdullah mendengarkan nasihat ibunya dengan baik. Ibu Juweriyah melanjutkan ,"Mak sudah memaafkan dan mengikhlaskan buah pisang untuk orang tersebut. Maka orang yang mengambil buah pisang Mak bukan lagi pencuri dan tidak berdosa. Malah Mak dapat pahala sekarang". Sambil mengangguk-angguk Abdullah berkata ,"Saya mengerti Mak ". Kemudian Ibu Juweriyah melanjutkan ,"Jika kita marah dengan kejadian ini, maka otot kita menjadi kencang dan jantung berdetak keras. Hal ini tidak bagus untuk kesehatan tubuh kita .Terus dengan marah -marah apakah buah pisang yang telah diambil orang akan  kembali lagi kepada kita ? Bisa dipahami nasihat Mak ?". Dengan senyum sambil memegang  tangan ibunya ,"Abdullah paham Mak. Terima kasih Mak ". Ibu Juweriyah menutup nasihatnya ,"Alhamdulillah , Allah telah memberi kepahaman kepadamu. Sekarang kamu mandi dan bersiap-siap menuju masjid untuk belajar mengaji.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bacaan Anak SD Kelas 1