Pemilih Cerdas
Setiap ada kegiatan Pemilu,Pilkada,atau Pilkuwu biasanya marak dengan isu politik uang. Uang itu diberikan oleh calon anggota legislatif,calon kepala daerah,dan calon kuwu kepada pemilih. Uang itu diberikan dengan cara tersembunyi.Uang itu diberikan lewat orang kepercayaannya.
Di masyarakat berkembang beberapa pendapat. Memilih jika diberi uang,memilih meskipun tidak diberi uang,memilih tetapi menolak uang,memilih selektif dan menerima uang.
Saya bangga dengan pendapatnya Buya Yahya tentang politik uang. Kata Beliau dalam ceramahnya," Kalau ada kontestan yang memberi uang harus menolak dan kontestan tersebut jangan dipilih. Kalau sudah terlanjur menerima uang dari kontestan,maka tobatnya kontestan tersebut jangan dipilih. Karena budaya politik uang akan merusak sendi-sendi kehidupan ".
Pendapat Buya Yahya sangat idealis tetapi berisiko tinggi di masyarakat. Orang yang memegang teguh pendapatnya Buya Yahya akan banyak menghadapi kesulitan. Karena kontestan itu mempunyai orang kepercayaan yang selalu memata-matai masyarakat. Bisa jadi kontestan akan melakukan tindakan kekerasan lewat orang-orang bayaran.
Saya lebih suka mengambil pendapat,memilih selektif dan menerima uang.Pendapat ini sangat realistis dan hampir tidak berisiko. Uang yang kita terima dari kontestan diberikan kepada anak yatim atau orang miskin atau kotak amal di masjid. Kita niatkan bahwa sedekah ini dari kontestan bukan dari saya. Kalau kontestan layak dipilih,kita pilih. Kalau kontestan tidak layak dipilih,tidak kita pilih.
Sebaiknya masyarakat harus menjadi pemilih yang cerdas. Memilih kontestan yang memiliki kemampuan dan siap menjadi wakilnya. Kontestan yang tidak memiliki kemampuan jangan dipilih. Kontestan yang tidak memiliki kemampuan hanya menjadi beban negara kalau dia duduk di legislatif.
Pemilih yang cerdas menjdi guru bagi kontestan yang akan berlaga pada Pemilu,Pilkada,dan Pilkuwu. Kontestan akan berpikir seribu kali ketika akan memasuki dunia politik. Kontestan yang tidak memiliki kemampuan tidak akan dilirik oleh pemilih cerdas.
Kita harus berhati-hati memilh pemimpin. Pemimpin yang kita pilih akan menentukan masa depan negeri ini. Kalau pilihan kita salah,maka kita turut menghancurkan masa depan negeri ini. Kalau pilihan kita benar berarti turut membangun negeri ini. Pilihan kita di bilik suara mempunyai arti besar bagi negeri ini.
Ada calon legislatif yang berlaga di Pemilu modalnya dari utang. Waktu utang ke bank alasannya untuk modal usaha. Alasan itu hanya untuk mengelabui pihak bank. Setelah uang diperoleh ia gunakan untuk kegiatan Pemilu. Begitu pemungutan dan penghitungan suara selesai,ia stres karena suaranya amat kecil. Ia stres karena uang habis,tidak menjadi anggota legislatif,dan utang ke bank harus dibayar.
Jika Anda bukan orang kaya,tidak memiliki kemampuan,dan tidak punya tujuan membangun negara, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk maju sebagai calon legislatif. Menang atau kalah dalam Pemilu tidak ada gunanya. Kalau menang dalam Pemilu,ia ingin modalnya kembali. Dia tidak akan memikirkan rakyat. Kalau kalah dalam Pemilu,ia akan melakukan kejahatan. Orang yang semacam ini amat berbahaya.
Kalau ada orang memiliki kemampuan,memiliki harta banyak,dan punya niat kuat membangun negara,sebaiknya Anda maju sebagai kontestan. Kita sangat merindukan sosok seperti Anda. Masyarakat banyak akan memilih Anda. Allah pemilik bumi akan meridai perjuangan Anda. Karena Anda adalah "Juru Selamat" yang turun ke bumi.
Terima kasih Anda telah membaca.
Di masyarakat berkembang beberapa pendapat. Memilih jika diberi uang,memilih meskipun tidak diberi uang,memilih tetapi menolak uang,memilih selektif dan menerima uang.
Saya bangga dengan pendapatnya Buya Yahya tentang politik uang. Kata Beliau dalam ceramahnya," Kalau ada kontestan yang memberi uang harus menolak dan kontestan tersebut jangan dipilih. Kalau sudah terlanjur menerima uang dari kontestan,maka tobatnya kontestan tersebut jangan dipilih. Karena budaya politik uang akan merusak sendi-sendi kehidupan ".
Pendapat Buya Yahya sangat idealis tetapi berisiko tinggi di masyarakat. Orang yang memegang teguh pendapatnya Buya Yahya akan banyak menghadapi kesulitan. Karena kontestan itu mempunyai orang kepercayaan yang selalu memata-matai masyarakat. Bisa jadi kontestan akan melakukan tindakan kekerasan lewat orang-orang bayaran.
Saya lebih suka mengambil pendapat,memilih selektif dan menerima uang.Pendapat ini sangat realistis dan hampir tidak berisiko. Uang yang kita terima dari kontestan diberikan kepada anak yatim atau orang miskin atau kotak amal di masjid. Kita niatkan bahwa sedekah ini dari kontestan bukan dari saya. Kalau kontestan layak dipilih,kita pilih. Kalau kontestan tidak layak dipilih,tidak kita pilih.
Sebaiknya masyarakat harus menjadi pemilih yang cerdas. Memilih kontestan yang memiliki kemampuan dan siap menjadi wakilnya. Kontestan yang tidak memiliki kemampuan jangan dipilih. Kontestan yang tidak memiliki kemampuan hanya menjadi beban negara kalau dia duduk di legislatif.
Pemilih yang cerdas menjdi guru bagi kontestan yang akan berlaga pada Pemilu,Pilkada,dan Pilkuwu. Kontestan akan berpikir seribu kali ketika akan memasuki dunia politik. Kontestan yang tidak memiliki kemampuan tidak akan dilirik oleh pemilih cerdas.
Kita harus berhati-hati memilh pemimpin. Pemimpin yang kita pilih akan menentukan masa depan negeri ini. Kalau pilihan kita salah,maka kita turut menghancurkan masa depan negeri ini. Kalau pilihan kita benar berarti turut membangun negeri ini. Pilihan kita di bilik suara mempunyai arti besar bagi negeri ini.
Ada calon legislatif yang berlaga di Pemilu modalnya dari utang. Waktu utang ke bank alasannya untuk modal usaha. Alasan itu hanya untuk mengelabui pihak bank. Setelah uang diperoleh ia gunakan untuk kegiatan Pemilu. Begitu pemungutan dan penghitungan suara selesai,ia stres karena suaranya amat kecil. Ia stres karena uang habis,tidak menjadi anggota legislatif,dan utang ke bank harus dibayar.
Jika Anda bukan orang kaya,tidak memiliki kemampuan,dan tidak punya tujuan membangun negara, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk maju sebagai calon legislatif. Menang atau kalah dalam Pemilu tidak ada gunanya. Kalau menang dalam Pemilu,ia ingin modalnya kembali. Dia tidak akan memikirkan rakyat. Kalau kalah dalam Pemilu,ia akan melakukan kejahatan. Orang yang semacam ini amat berbahaya.
Kalau ada orang memiliki kemampuan,memiliki harta banyak,dan punya niat kuat membangun negara,sebaiknya Anda maju sebagai kontestan. Kita sangat merindukan sosok seperti Anda. Masyarakat banyak akan memilih Anda. Allah pemilik bumi akan meridai perjuangan Anda. Karena Anda adalah "Juru Selamat" yang turun ke bumi.
Terima kasih Anda telah membaca.
Komentar
Posting Komentar